Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang Salurkan 9 Ton Beras untuk Warga

oleh

Pangkalpinang, Portalbatavia

Kelenteng Kwan Tie Miau di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung bersiap menyambut tahun baru Imlek.

Setelah pembersihan patung dewa, halaman kelenteng dipersiapkan untuk pertunjukan barongsai dan naga.

“Ada enam klub yang akan mengisi acara barongsai dan naga. Pertunjukan Jumat (9/2/2024) malam bertepatan dengan malam tahun baru Imlek,” kata pengurus kelenteng, Koh Apo, Kamis (8/2/2024).

Selain pertunjukan seni, kelenteng juga menghimpun sumbangan beras dari berbagai donatur.

Hingga perayaan Imlek dan Cheng Beng nanti diperkirakan terkumpul 9 ton beras. Selanjutnya beras tersebut dibagikan pada warga yang membutuhkan, masing-masing mendapatkan 5 kilogram.

“Sekarang kami sedang pengemasan 5 kilogram untuk dibagikan setelah Imlek,” ujar Koh Apo.

Penerima bantuan beras, kata Koh Apo, merupakan warga di sekitar kelenteng yang membutuhkan.

Mereka tidak hanya dari kalangan umat Konghucu, tapi juga dari lintas agama.
“Yang berhak kita berikan bantuan beras, tidak lihat agamanya apa,” ujar Koh Apo.

Dia berharap, perayaan Imlek yang diyakini sebagai tahun naga kayu, bisa memberikan kedamaian dan kemakmuran bagi masyarakat.

“Naga kayu diyakini sebagai kekuatan dan kesejukan, semoga alam memberikan kemakmuran dan kedamaian,” harap Koh Apo.

Kelenteng Kwan Tie Miau merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kepulauan Bangka Belitung.
Kelenteng diduga didirikan pada tahun 1841 Masehi, dapat dilihat dari angka tahun aksara Cina pada satu lonceng di kelenteng dan diresmikan pada tahun 1846 Masehi.

Ini diketahui dari papan ucapan selamat dari beberapa perkumpulan kongsi penambangan timah pada hari baik bulan baik tahun ke-26 Daoguang yang bertepatan dengan tahun 1846 Masehi.

Sejarawan Bangka Belitung Akhmad Elvian mengatakan, kelenteng awalnya bernama Kwan Tie Bio. Kemudian sempat dilakukan beberapa kali renovasi karena terbakar.

“Pada zaman Orde Baru sempat diganti nama menjadi kelenteng Amal Bakti, kemudian diubah lagi menjadi kelenteng Kwan Tie Miau seperti saat ini,” ujar Elvian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.