BANGKA, Portalbatavia
Minyak bekas penggorengan atau minyak jelantah di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung kini mulai diolah menjadi sabun cuci.
Berbekal peralatan sederhana, para peserta yang terdiri dari ibu-ibu tampak semangat mengikuti pelatihan pengolahan limbah rumah tangga tersebut.
“Ini sangat bermanfaat karena biasanya minyak jelantah dibuang begitu saja,” kata peserta pelatihan Maulia di gedung Universitas Muhammadiyah, Senin (5/8/2024).
Ada belasan peserta mengikuti pelatihan pembuatan sabun minyak jelantah yang digagas Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Bangka Belitung.
Peserta dibagi menjadi empat tim yang dipandu seorang instruktur.
Maulia menuturkan, bahan-bahan yang mudah didapat, terutama minyak jelantah memungkinkan setiap ibu rumah tangga bisa membuat produk turunan berupa sabun.
Emak-emak juga bisa mengirit pengeluaran mereka dengan menggunakan sabun buatan sendiri.
“Bisa saja ini dipasarkan yang tentunya perlu pengemasan dan uji tingkat lanjut,” ujar Maulia.
Peralatan yang digunakan peserta antara lain baskom kecil, gayung dan sendok. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari minyak jelantah, air, dan soda api.
Sebelum digunakan, minyak jelantah terlebih dahulu direndam dengan arang.
Dibutuhkan waktu sekitar 60 menit untuk menyelesaikan proses pembuatan sabun batangan tersebut.
Para peserta pun mempraktikkan pembuatan sabun tahap demi tahap hingga ke proses pencetakan.
Selama proses pembuatannya, para peserta harus menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, masker hingga kacamata karena salah satu bahan yakni soda api merupakan bahan berbahaya.
Ketua BKOW Bangka Belitung Safriati Safrizal mengatakan, potensi minyak jelantah sangat besar karena dihasilkan setiap rumah tangga.
“Biasanya limbah ini dibuang begitu saja ke tanah atau air, padahal limbah ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Bisa menyebabkan pencemaran,” ujar dia.
Melalui pelatihan yang difasilitasi Aisyiyah Babel, Safriati berharap anggota BKOW mendapatkan keterampilan pembuatan sabun dari minyak jelantah.
“Banyak produk turunan yang bisa dihasilkan, mudah-mudahan ini bisa berkembang minimal untuk memperkuat ketahanan rumah tangga,” harap Safriati.