Bangka, Portalbatavia
Lebih dari setengah ton cabai di panen dari lahan pesantren At Thoybah, Desa Balunijuk, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Pasokan cabai dari para santri tersebut diharapkan mampu menekan lonjakan harga di pasaran.
Panen secara spasial ditargetkan bisa berlanjut hingga Maret 2024. Selain di pesantren At Thoybah, penanaman cabai atau tanaman pangan bakal digiatkan pada sembilan pondok pesantren lainnya se-Bangka Belitung.
Kepala Bank Indonesia Bangka Belitung Rommy S Tamawiwy mengapresiasi konsistensi pondok pesantren dalam melakukan budidaya cabai merah serta akan meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai program.
Bank Indonesia berharap keberhasilan saat ini dapat ditingkatkan dan direplikasi di wilayah lain untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pondok pesantren dan stabilitas inflasi berbasis pondok pesantren.
“Ponpes At Thoybah merupakan penerima manfaat program sosial Bank Indonesia tahun 2023 dalam mendukung program kemandirian ekonomi pesantren,” kata Rommy di Bangka, Kamis (22/2/2024).
Ponpes At Thoybah menanam cabai merah di lahan seluas 5.000 meter persegi dengan jumlah 8.000 batang dan sampai saat ini telah memeroleh hasil panen sebanyak 634 kilogram dengan total pendapatan mencapai Rp38 juta.
“Panen selanjutnya diharapkan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebulan berikutnya. Menjadi konsumsi internal pondok pesantren sehingga mendorong kemandirian pangan pesantren,” ujar Rommy.
Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Babel, Ahmad Yani mengatakan, para santri berperan dalam pengendalian inflasi melalui budidaya cabai merah.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam menciptakan jiwa entrepreneur para santri,” ujar dia.
Saat ini Bank Indonesia juga memberangkatkan 10 perwakilan pesantren untuk belajar agrobisnis di Bandung, Jawa Barat.
Studi banding ke Ponpes Al-Ittifaq untuk mempelajari model bisnis pengembangan ekonomi di sektor pertanian. Ponpes Al-Ittifaq saat ini telah menjadi supplier 68 jenis produk pertanian untuk pasar ritel modern dan pasar tradisional di wilayah Bandung dan Jakarta dengan melibatkan Ponpes di wilayah Bandung dan sekitarnya.
Upaya menekan inflasi di Bangka Belitung dilakukan dengan strategi 4K, yakni (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif).
Melalui strategi tersebut, Bank Indonesia dan TPID berharap angka inflasi tahun 2024 akan berada dalam sasaran target nasional sebesar 2,5+1 persen.